Senin, 12 Oktober 2015

Kebudayaan Minang Kabau



Kebudayaan MINANGKABAU ! ~ Selamat malam para buat para pembaca. Kali ini saya akan menulis tentang Kebudayaan MINANGKABAU !, semoga bisa bermanfaat bagi para pembaca dan bisa dimanfaatkan dengan baik. Langsung saja nggak usah basa basi lagi.

         Sebelum saya masuk ke materi saya akan menjelaskan apa saja yang akan di bahas di dalam postingan ini, agar lebih mudah dipahami dan dicerna oleh pembaca sekalian...


Ada 7 unsur yang akan saya bahas di dalam postingan kali ini ::


  1. Peralatan dan Perlengkapan Hidup
  2. Mata Pencaharian
  3. Sistem Kemasyarakatan
  4. Bahasa
  5. Kesenian
  6. Sistem Pengetahuan
  7. Agama
Kita mulai dari yang pertama dulu
Peralatan dan Perlengkapan Hidup
  • Perlengkapan untuk Bertani
    1. Sabit                          : Digunakan untuk memotong padi
    2. Niru                           : Alat untuk mengeringkan padi
    3. Rangkiang                  : Tempat untuk menyimpan beras biasanya disebut "lumbung padi"
      • Sibayau-bayau     -> Bangunan berkaki 6 bergunan untuk menyimpan beras yang akan digunakan untuk memenuhi kehidupan keluarga.
      • Sitinjau Lauik       -> Bangunan berkaki 4 berguna sebagai tempat penyimpana beras yang akan digunakan untuk pesta, kegiatan sosial.
    4. Turong                       : Topi untuk bertani
  • Perlengkapan untuk berburu ikan
    1. Jaring
    2. Panah
    3. Tombak
    4. Pisau Berburu
  • Perlengkapan untuk Memasak
    1. Cetakan Kue Sapik
    2. Cetakan Kue Bolu
    3. Cetakan Kue Kambolayang
    4. Panutcut (Alat Penumbuk Makanan)
    5. Pengumpal Genang (Alat untuk menghaluskan bumbu)
  • Benda benda pusaka
    1. Karih (sejenis KERIS)
    2. Pending Emas
    3. Sunting
    4. Lemari Bunian (Tempat Menyimpan Benda Pusaka)
    5. Ruduih (Sejenis GOLOK)
  • Pakaian Adat
    1. Perempuan -> Baju KURUNG dengan tutup kepala yang berbeda beda sesuai dengan acaranya.
    2. Laki-lai       -> Baju model Teluk Belangga yang berlengan pendek dan melebar pada ujungnya, celana panjang, kain songket yang dikenakan dari pinggang sampai lutut, dan selembar kain yang menyelempang pada bahu.
    3. Talapak      -> Tempat menyimpan pakaian adat. 
  • Rumah Adat
    1. Rumah Gadang   -> Rumah gadang yang dibangun sesuai keinginannya masing-masing, setiap rumah memiliki ukiran di dindingnya berupa tanaman-tanaman. Di depan halaman rumah mereka terdapat rangkiang untuk menyimpan padi.
Mata Pencaharian
          Zaman dahulu masyarakat minangkabau melakukan "barter", seperti kelapa, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Mereka menggunakan perahu/kuda untuk mengantar barang pada saat melakukan transaksi. Kegiatan barter ini dilakukan hanya sebatas antar daerah saja. Sedangkan pada zaman sekarang ini statistik masyarakat minang, sebagai Berikut ::


  1. 33 % berdagang
  2. 30 % bertani dan nelayan
  3. 37 % bekerja sebagai pegawai
  4. Hasil tambangnya berupa granit dan marmer
  5. Hasil pertaniannya berupa beras, buah-buahan, dan sayur-sayuran
  6. Kebanyakan penduduknya mengadu nasib/merantau ke Jakarta, Bandung, dan kota-kota besar lainnya untuk mendapatkan pekerjaan yang layak pada zaman era modern ini
Sistem Kemasyarakatan

         Minangkabau mempunyai banyak arti yang pertama kabar yang diinang-inangkan artinya adalah kabar yang diidam-idamkan, ada juga pendapat lain yang mengatakan pertemuan dua buah hulu sungai, bahkan ada yang bilang menang kerbau.

Sistem kemasyarakatan masyarakat Minangkabau adalah matrilineal (garis keturunan dari ibu). Terdapat aturan yang mengharuskan anak berumur 10 tahun tidak boleh tidur di rumah, mereka harus tidur di gurau/mushollah.

        Merantau bagi masyarakat Minang adalah sikap hidup yang sudah membudaya. Terdapat dua latar belakang mengapa masyarakat Minang merantau adalah keinginannya untuk mendapatkan kekayaan dan perselisihan yang mengakibatkan individu yang kalah akan meninggalkan kampung halaman. Walaupun masyarakat Minang merantau sangat jauh, mereka akan tetap mempertahankan kebudayaan kampung halamannya.

         Dalam kehidupan masyarakat Minang dikenal dengan tiga suku utama, yaitu Suku Bodi Caniago, Koto, dan Piliang. Ketiga suku ini dibagi lagi menjadi 96 suku, sehingga disebut sebagai penduduk Sumatera Barat dan merasakan seketurunan nenek moyang. Hal inilah yang membuat masyarakat Minang yang homogen. Di dalam masyarakat Minang terdapat seorang pemimpin yang disebut “datuk”, diangkat/dipilih berdasarkan gari keturunan anak kemenakan dan jabatannya seumur hidup.

          Terdapat beberapa golongan dalam masyarakat Minang, berupa pelapisan sosial secara vertikal dan horizontal. Dalam pelapisan sosial secara vertikal terdiri atas golongan raja-raja bangsawan (dengan gelar Bagindo, Sidi, Sutan Dan Marah), serta rakyat biasa. Secara horizontal masyarakat Minang dibedakan atas golongan Ninik Mamak yang mengatur urusan adat-istiadat, golongan cerdik pandai (candiak candokio) tempat bertanya mengenai masalah umum dan golongan Ulama yang mengatur masalah agama.

Pada masyarakat minang juga diajarkan bagaimana cara bersikap, yaitu ::
  1. Kato Mandaki    : Bersikap ke Orang Tua
  2. Kato Mandata    : Bersikap ke Orang yang Sebaya
  3. Kato Malereng   : Bersikap ke Orang yang belum dikenal
  4. Kato Manurun    : Bersikap ke orang yang lebih muda
             Sistem perkawianan (Baralek Gadang) merupakan hal yang selalu dipermasalahkan dalam hukum adat orang Minang. Hal ini berhubungan dengan pelanggaran terhadap pembatasan yang ada,  yaitu ::

  1. Apabila seorang laki-laki menikahi wanita dari kelompok yang sama, maka pernikahan keduanya tidak mungkin dilakukan di desanya sendiri
  2. Apabila seorang wantia menikah dengan laki-laki dari luar, wanita tersebut akan diusir dan pihak laki-laki hanya dimusuhi oleh keluarganya saja
  3. Harta pusaka diberikan kepada wantia, sedangkan laki-laki hanya diberi gelar pusaka
  4. Pernikahan harus dilakukan di rumah mempelai wanita
BAHASA

Orang Minangkabau menggunakan satu bahasa daerah yang sama, yaitu disebut bahasa Minang, sebuah bahasa yang erat kaitaannya dengan Bahasa Melayu. Secara umum dialek bahasa minang yang dikenal dengan dibagi menjadi empat, yaitu :
  1. Dialek Tanah datar
  2. Dialek agam
  3. Dialek pesisir
  4. Dialek 50 kato

Berikut ini beberapa kosakata minangkabau yang saya dapatkan ::

  1. Ete                        : Tante
  2. Ma'adang              : Saudara yang paling besar
  3. Ma'ete                  : Saudara yang paling kecil
  4. Konco-konco       : Kawan kawan
  5. Tarimo Kasih        : Terima Kasih
  6. Bundo                  : Nenek 
  7. Salame pagi          : Selamat Pagi
  8. Salame siang         : Selamat Siang
Kesenian
  1. Seni Tari

  2. Tarian tarian yang sering digunakan dalam upacara resmi adalah ::
    • Tari Indang

    • Menggambarkan tradisi syariat pada memacu kegotong-royongan yang melandasi kehidupan masyarakat Minang. Indang sendiri berarti alat penampi beras. Sebagian dari gerak tari ini berasal dari gerakan silat
    • Gelombang Persembahan

    • Tari yang ditujukan untuk menyambut tamu kehormatan dan yang dihormati serta upcara adat. Pakaian yang dipakai penari laki-laki dominan berwarna hitam dan penari perempuan berwarna cerah
    • Tari Payung

    • Tarian yang melukiskan hubungan percintaan sepasang muda-mudi yang diiringi dengan lagu Babendi-bendi
    • Alang Guntinag Penghulu

    • Tari ini merupakan tari tradisi yang biasa ditampilkan khusus pada upacara adat, contoh : upacara pengangkatan penghulu

    Selain tarian diatas ada juga tarian pergaulan lainnya seperti ::
    • Tari Rantak
    • Tari Piring
    • Tari Alang Babega
    • Tari Panen
    • Tari Layang-layang
    • Galuak
    • Sauik Randai
  3. Seni Musik dan Lagu
    1. Alat Tiup
      • Saluang
      • Sarumai
      • Salempong
      • Bansi
    2. Alat Perkusi
      • Perkusi Logam       : Talempong, Canang, Momonang
      • Perkusi Bambu       : Alu Baganto, Katuak-katuak
      • Perkusi Kulit          : Tambua, Rabano, Tassa, Rapi, Gendang
      • Perkusi Kayu         : Tong-tong, Talempong Kayu
    3. Alat Petik
      • Kecapi
      • Genggong
    4. Alat Gesek
      • Rebab Darek
      • Rebab Pariaman
      • Rebab Badoi
  4. Seni Drama
    1. Randai
      • Suatu Opera Bernyanyi sambil bercerita dan melakukan beladiri
      • Pemainnya berjumlah 20 orang
      • Salah pameran laki-laki memakai baju perempuan sebagai lakon wainta sesuai dengan permintaan cerita
  5. Seni Sastra
    • Pantun
    • Biasa digunakan dalam upacara perkawinan
    • Syair
    • Biasa digunakan dalam upacara upacara adat
  6. Seni Beladiri
    • Kumango
    • Seni Beladiri yang memfokuskan pada gerakan
    • Dabus
    • Pencak Silat masyarakat minang
  7. Seni Lukis
    • Menghias Tiang
    • Motif Tumbuhan lebih dominan
    • Melukis pada peralatan Rumah Tangga
    • Motif Tumbuhan lebih dominan
  8. Upacara Adat
    1. Tulak Bala                        : Usaha manusia untuk menangkal segala bencana
    2. Marihimin                         : Permohonan agar diberi keselamatan
    3. Tatau                                :  Membuka lahan pertanian atau ladang, mengusir roh halus
    4. Mangido ubat nieme          : Memohon kesuburan tanaman padi
Sistem Pengetahuan

           Budaya Minangkabau mendorong masyarakatnya untuk mencintai pendidikan dan ilmu pengetahuan. Sehingga sejak kecil, para pemuda Minangkabau telah dituntut untuk mencari ilmu. Pandangan Minangkabau yang mengatakan bahwa "alam terkembang menjadi guru", merupakan suatu kemauan yang mengajak masyarakat Minangkabau untuk selalu menuntut ilmu. Pada masa kedatangan Islam, pemuda-pemuda Minangkabau selain dituntut untuk mempelajari adat istiadat juga ditekankan untuk mempelajari ilmu agama. Hal ini mendorong setiap kaum keluarga, untuk mendirikan surau sebagai lembaga pendidikan para pemuda kampung.

           Setelah kedatangan imperium Belanda, masyarakat Minangkabau mulai dikenalkan dengan sekolah-sekolah umum yang mengajarkan ilmu sosial dan ilmu alam. Pada masa Hindia-Belanda, kaum Minangkabau merupakan salah satu kelompok masyarakat yang paling bersemangat dalam mengikuti pendidikan Barat. Oleh karenanya, di Sumatera Barat banyak didirikan sekolah-sekolah baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta.

            Semangat pendidikan masyarakat Minangkabau tidak terbatas di kampung halaman saja. Untuk mengejar pendidikan tinggi, banyak diantara mereka yang pergi merantau. Selain ke negeri Belanda, Jawa juga merupakan tujuan mereka untuk bersekolah. Sekolah kedokteran STOVIA di Jakarta, merupakan salah satu tempat yang banyak melahirkan dokter-dokter Minang. Data yang sangat nyata menyebutkan, pada periode 1900 – 1914, ada sekitar 18% lulusan STOVIA merupakan orang-orang Minang.

  1. Guna mengetahui cuaca masyarakat suku Minang menggunakan rasi bintang
  2. Guna mengatuhui kapan terjadi panen menggunakan lintang bumi
  3. Penggunaan angka dalam pertimbangan
AGAMA

             Masyarakat Minang merupakan penduduk yang 100% beragama Islam, mereka mempunyai dasar hidpu rukun beragama. Orang Minang boleh dikatakan tidak mengenal unsur kepercayaan lain selain apa yang diajarkan oleh Islam. Walaupun demikian, terkadang muncul kepercayaan yang tidak diajarkan oleh Islam, misalnya percaya pada hantu yang dapat mendatangkan bencana, pergi ke dukun untuk mengusirnya. Banyak juga yang percaya tentang keberdaan orang dengan kekuatan gaib tertentu, contoh kepercayaan tentang perempuan yang suka menghisap darah bayi.


Sumber ::
  1. Buku Anjungan Sumatera Barat (TMII)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar